Thursday 6 April 2017

ARTIFICIAL INTELEGENCE - PENDAHULUAN II

PENDAHULUAN II


Bagian terpenting AI
  • Knowledge base (basis pengetahuan), berisi fakta-fakta, teori, pemikiran dan hubungan antara satu dengan lainnya. 
  • Inference engine, yaitu kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman.


Analogi dengan kecerdasan manusia
Basis Pengetahuan:
Kumpulan pengetahuan & pengalaman yang dimiliki oleh manusia.
Contoh:
Jika saya makan cabe > 5 buah, maka tidak lama kemudian perut saya akan terasa sakit.
Jika kuliah mulai jam 7, dan saya berangkat dari rumah jam 6.45, maka saya akan terlambat.
Jika x=3.75, maka y=100.

Inferensi:
Kemampuan manusia untuk menalar berdasarkan pengetahuan/pengalaman yang dimiliki, apabila muncul suatu fakta.
Contoh:
Pengetahuan: 
Jika saya makan cabe > 5 buah, maka tidak lama kemudian perut saya akan terasa sakit.
Fakta:
Saya baru saja makan cabe 15 buah.
Kesimpulan:
Tidak lama lagi perut saya akan sakit

Bentuk Penalaran
Penalaran Deduktif
Penalaran dimulai dari premis yang bersifat umum, untuk mendapatkan konklusi yang khusus.
Contoh:
Premis1: Jika hari hujan, maka saya tidak datang.
Premis2: Hari ini turun hujan.
Konklusi: Hari ini saya tidak datang.
Penalaran induktif:
Penalaran dimulai dari premis-premis yang bersifat khusus, untuk mendapatkan konklusi yang bersifat umum.
Contoh:
Premis1: Ikan mujaer bernafas dengan insang.
Premis2: Ikan mas koki bernafas dengan insang.
Premis3: Ikan bawal bernafas dengan insang.
Premis4: Ikan kakap bernafas dengan insang.
Konklusi: Ikan adalah hewan yang bernafas dg insang
Konklusi tidak benar !!!

Penalaran induktif sangat rentan terhadap ketidakpastian.
Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan ketidakkonsistenan disebut dengan “Penalaran Non Monotonis”.  
Ciri-ciri dari Penalaran Non Monotonis adalah:
Mengandung ketidakpastian;
Adanya perubahan pada pengetahuan.
Adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah terbentuk.
Misalkan S adalah konklusi dari D, bisa jadi S tidak dibutuhkan sebagai konklusi D + fakta-fakta baru.
Sedangkan Penalaran Monotonis memiliki ciri-ciri:
Konsisten;
Pengetahuannya lengkap.

Teknik Pemecahan Masalah


Soft Computing
Soft computing adalah koleksi dari beberapa metodologi yang bertujuan untuk mengeksploitasi adanya toleransi terhadap ketidaktepatan, ketidakpastian, dan kebenaran parsial untuk dapat diselesaikan dengan mudah, robustness, dan biaya penyelesaiannya murah. 
Definisi ini pertama kali diungkapkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh pada tahun 1992.

Komponen Soft Computing
Approximate reasoning:
Fuzzy System;
Probabilistic Reasoning;
Functional Approximation/ Randomized Search:
Neural Network (Jaringan Syaraf)
Evolutionary Algorithm (Algoritma evolusioner).

Sistem Fuzzy
Konsepnya menggunakan teori himpunan.
Menggunakan derajat keanggotaan fuzzy untuk menunjukkan seberapa besar suatu nilai masuk dalam suatu himpunan fuzzy.
Bidang kajian:
Fuzzy Inference System
Fuzzy Clustering
Fuzzy Database
Fuzzy Mathematical Programming
Dll.

Jaringan Syaraf Tiruan
Menggunakan algoritma pembelajaran untuk mendapatkan bobot-bobot yang optimum.
Jenis pembelajaran: supervised learning, dan unsupervised learning.
Algoritma pembelajaran yang sudah dikembangkan, dan paling sering diaplikasikan:
Perceptron
Radial Basis
Backpropagation (sederhana & lanjut)
Self Organizing 
Learning Vector Quantization
dll

Algoritma Evolusioner
Menggunakan pendekatan teori evolusi.
Dipelopori oleh algoritma genetika.
Terutama digunakan untuk optimasi.
Algoritma yang sudah dikembangkan:
Algoritma Genetika
Ant System
Fish Schooling
Bird Flocking
Particle Swarm

Probabilistic Reasoning
Mengakomodasi adanya faktor ketidakpastian.
Teori-teori yang berkembang:
Teorema Bayes
Certainty Factor (statistic reasoning)
Teorema Dempster-Shafer (statistic reasoning)

Hybrid Systems
Setiap komponen dalam Soft computing tidak saling ‘berkompetisi’, melainkan justru saling ‘melengkapi’.
Hybrid system merupakan perpaduan antar komponen dalam soft computing.
Beberapa Hybrid Systems
Neuro-fuzzy Systems
Jaringan syaraf digunakan untuk membangkitkan fungsi keanggotaan suatu sistem fuzzy.
Jaringan syaraf digunakan secara serial dengan sistem fuzzy. Jaringan syaraf berperan pada saat preprocessing dan postprocessing.
ANFIS (Adaptive Network-based Fussy Inference System). Jaringan syaraf digunakan untuk mengimplementasikan Fuzzy inference System.
Neural Fuzzy Systems
Digunakan untuk akuisisi pengetahuan dan pembelajaran.
Jaringan syaraf diinisialisasi dengan pengetahuan pakar dalam bentuk simbol, kemudian dilatih berdasarkan input-output sistem nyata.
Pengetahuan dalam bentuk simbol yang diperoleh dari pelatihan tersebut kemudian direpresentasikan dalam logika fuzzy.
Fuzzy Neural Network
Lapisan-lapisan pada jaringan syaraf, melakukan operasi-operasi: fuzzifikasi dan defuzzy, dari input dan output crisp.
Fuzzy Genetic Algorithms
Kemampuan optimasi dari GA digunakan untuk memilih aturan-aturan terbaik untuk fuzzy inference system.
Neuro-genetic Systems
GA digunakan sebagai sarana untuk mengukur performansi pembelajaran dari jaringan syaraf.

No comments:

Post a Comment

MATERI PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEMESTER 1 PERTEMUAN KAMIS, 19 DESEMBER 2018

TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Silahkan cari/browsing di internet jurnal nasional atau internasional yang berhubungan...